Rabu, 08 Januari 2014

Pemerolehan bahsa

                   Pemerolehan Bahasa

Istilah pemerolehan merupakan padanan kata acquisition. Istilah ini dipakai dalam proses penguasaan bahasa pertama sebagai salah satu perkembangan yang terjadi pada seorang manusia sejak lahir (Darmojuwono dan Kushartanti, 2005: 24). Secara alamiah anak akan mengenal bahasa sebagai cara berkomunikasi dengan orang di sekitarnya. Bahasa pertama yang dikenal dan selanjutnya dikuasai oleh seorang anak disebut bahasa ibu (native language). Bahasa ibu adalah bahasa pertama yang diperoleh atau dikuasai anak. Bahasa sang ibu adalah bahasa yang dipakai oleh orang dewasa pada waktu berbicara dengan anak yang sedang dalam proses pemerolehan bahasa ibunya. Menurut Chomsky dalam darjowidjojo (2008: 242) bahasa sang ibu adalah bahasa yang dipakai tidak selamanya apik. Akan tetapi, dari input yang tidak aktif ini anak dapat menyaringnya menjadi system yang apik.  Pemerolehan bahasa pertama (B1) sudah barang tentu mempunyai dampak terhadap anak untuk mendapatkan bahasa kedua (B2) yaitu bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Bahasa adalah bentuk aturan atau sistem lambang yang digunakan anak dalam berkomunikasi dan beradaptasi dengan lingkungannya yang dilakukan untuk bertukar gagasan, pikiran dan emosi. Selain itu bahasa dapat juga diekspresikan melalui tulisan, tanda gestural dan musik. Bahasa juga dapat mencakup aspek komunikasi seperti gestikulasi, gestural atau pantomim. Gestikulasi adalah ekspresi gerakan tangan dan lengan untuk menekankan makna wicara. Antonim adalah sebuah cara komunikasi yang mengubah komunikasi verbal dengan aksi yang mencakup beberapa gestural (ekspresi gerakan yang menggunakan setiap bagian tubuh) dengan makna yang berbeda beda.
Penguasaan sebuah bahasa oleh seorang anak dimulai dengan perolehan bahasa pertama yang sering kali disebut bahasa ibu (B1). Pemerolehan bahasa merupakan sebuah proses yang sangat panjang sejak anak belum mengenal sebuah bahasa sampai fasih berbahasa. Setelah bahasa ibu diperoleh maka pada usia tertentu anak lain atau bahasa kedua (B2) yang ia kenalnya sebagai khazanah pengetahuan yang baru. Disamping itu anak juga dapat melakukan simbolik, seperti meniup untuk menandakan panas, mengangkat kedua tangannya untuk menandakan bahwa ia ingin digendong, dan ini muncul pada saat anak mengatakan kata pertama mereka, anak menunjukkan pemahaman bahwa symbol tersebut dapat merujuk kepada objek, peristiwa, hasrat, dan kondisi tertentu. Gerak isyarat muncul sebelum anak menguasai 25 kosakata dan menghilang ketika anak belajar kata untuk sesuatu yang diisyaratkannya dan mengucapkannya sebagai ganti isyarat tersebut. (Lock, Young, Sevice, & Chandler: 1990)
Menurut Brookes (dalam Yusoff & Mohamed, 1995), pemerolehan bahasa dalam bentuk yang paling sederhana bagi setiap bayi bermula pada waktu bayi itu berusia lebih kurang 18 bulan dan mencapai bentuk yang hampir sempurna ketika berusia lebih kurang empat tahun. lalu Simanjuntak (1982) mengemukakan bahwa pemerolehan bahasa adalah penguasaan bahasa oleh seseorang secara tidak langsung dan dikatakan aktif apabila di kalangan anak-anak dalam lingkungan usia 2-6 tahun. Hal ini tidaklah sama dengan orang dewasa dalam memperoleh bahasa yang kadarnya tidak sehebat anak-anak.
Sebelum bayi dapat menggunakan kata, mereka mengungkapkan kebutuhan dan perasaan mereka melalui suara, yang dimulai dari tangisan, sergahan, dan mengoceh kemudian imitasi tanpa sengaja, dan tanpa mengetahui maknanya, dan akhirnya meniru dengan maksud, yang bisa dikenal dengan prelinguistc speech (bahasa pralinguistik). Dan biasanya bayi mulai berbicara di akhir tahun pertama, dan mulai berbicara dalam kalimat pada bulan pertama atau sebelum delapan bulan hingga satu tahun kemudian. (Diane E, S. W, & Papalia: 2008). Menurut Lester & Boukydis dalam D. E, S. W, & Papalia, menangis adalah satu-satunya cara bayi yang baru lahir untuk berkomunikasi, berbagai nada, pola, dan intensitas memberikan sinyal rasa lapar, mengatur, atau marah.

Maka dapat disimpulkan dari apa yang telah dipaparkan, bahwa proses pemerolehan bahasa atau aspek perkembangan lainnya itu tergantung pada keterjalinan antara yang bersifat bawaan dan yang bersifat pengajaran. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar